Sejarah Keraton


KERATON KANOMAN

Sultan Kanoman I (Sultan Badridin) turunan ke VII dari Sunan Gunung Jati (Syarief Hidayatullah) pada tahun 510 tahun Saka atau tahun 1588 Masehi, Adapun prasasti tahun berdirinya Keraton Kanoman terdapat pada pintu Pandopa Jinem yang menuju keruangan Perbayaksa, dipintu tersebut terpahat gambar angka Surya Sangkala & Chandra Sangkala dengan pengertian sebagai berikut :

* Matahari artinya angka 1 (satu)
* Wayang Darma Kusumah artinya angka 5 (lima)
* Bumi artinya angka 1 (satu)
* Bintang Kemangmang artinya angka 0 (nol)

Jadi terbaca tahun 1510 Saka atau tahun 1588 Masehi. Lambang angka tahun terdiri dari 2 macam yaitu Surya Sangkala dengan gambar matahari dan Chandra Sangkala dengan gambar Bulan.

SILSILAH PARA SULTAN KANOMAN

1. Sunan Gunung Jati Syech Hidayahtullah

2. Panembahan Pasarean Muhammad Tajul Arifin

3. Panembahan Sedang Kemuning

4. Panembahan Ratu Cirebon

5. Panembahan Mande Gayem

6. Panembahan Girilaya

Para Sultan :

1. Sultan Kanoman I (Sultan Badridin)
2. Sultan Kanoman II ( Sultan Muhamamad Chadirudin)
3. Sultan Kanoman III (Sultan Muhamamad Alimudin)
4. Sultan Kanoman IV (Sultan Muhamamad Chadirudin)
5. Sultan Kanoman V (Sultan Muhamamad Imammudin)
6. Sultan Kanoman VI (Sultan Muhamamad Kamaroedin I)
7. Sultan Kanoman VII (Sultan Muhamamad Kamaroedin )
8. Sultan Kanoman VIII (Sultan Muhamamad Dulkarnaen)
9. Sultan Kanoman IX (Sultan Muhamamad Nurbuat)
10. Sultan Kanoman X (Sultan Muhamamad Nurus)
11. Sultan Kanoman XI (Sultan Muhamamad Jalalludin)
12. Sultan Kanoman XII (Sultan Muhamamad Emirudin)

KERATON KASEPUHAN

Konon, Cirebon berasal dari kata ‘caruban’, yang artinya tempat pertemuan atau persimpangan jalan. Ada juga yang mengatakan Cirebon berasal dari kosa kata dalam bahasa Sunda ‘Ci’ yang berarti sungai, dan ‘rebon’ yang berarti udang. Ini sesuai dengan makanan khas Cirebon yang banyak memakai bahan baku udang. Mana yang benar ? Mungkin kedua-duanya.

Di Cirebon terdapat tiga keraton, yaitu Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, dan Keraton Kacirebonan. Dari ketiga keraton tersebut, Keraton Kasepuhan adalah keraton yang kondisinya paling terawat dengan baik. Keraton tertua di Cirebon adalah Pakungwati, yang didirikan oleh Pangeran Cakrabuana pada tahun 1445. Pada tahun 1529 keraton Pakungwati diperluas menjadi Keraton Kasepuhan. Penguasa pertama Keraton Kasepuhan adalah Syeh Syarif Hidayatullah, yang kemudian dikenal sebagai Sunan Gunung Jati.

Keraton Kasepuhan dikelilingi pagar dan gapura yang terbuat dari susunan bata merah. Arsitektur gapura Keraton Kasepuhan memiliki kemiripan dengan candi-candi peninggalan Kerajaan Majapahit yang terdapat di Trowulan, Mojokerto. Terlihat ada pengaruh Jawa Hindu disana. Dinding dan gapura bata merah ini dibangun tanpa menggunakan semen. Sebagian masih asli, tetapi sebagian sudah merupakan hasil renovasi. Adapun bangunan keraton sendiri merupakan perpaduan antara Portugis, Jawa, dan Cina.

Ciri utama keraton-keraton di Cirebon adalah terdapatnya piring-piring keramik Cina di seluruh bangunan. Piring-piring ini dipasang mulai dari tembok pagar hingga dinding-dinging dalam keraton. Hal ini menunjukkan eratnya hubungan keraton-keraton Cirebon dengan negeri Cina.

Di halaman depan terdapat patung sepasang harimau berwarna putih, yang merupakan lambang kerajaan Prabu Siliwangi. Bendera dan lambang kerajaan Cirebon sebelum zaman penjajahan berupa kaligrafi yang juga berbentuk harimau, bernama Macan Ali.

Bangunan di bagian dalam keraton Kasepuhan sangat indah dan masih terawat dengan baik. Kursi-kursi kayu jati berukir warna kuning gading berjajar rapi, dengan lampu-lampu kristal dan dinding berukir indah. Di bagian dalam terdapat dinding dengan ukiran bunga teratai merah. Pemandu kami menjelaskan makna bunga teratai merah tersebut, juga piring-piring keramik Cina yang dipasang berderet di bagian bawah dinding.

Salah satu koleksi Keraton Kasepuhan yang sangat istimewa adalah kereta Singa Barong. Kereta ini dihias dengan ornamen kepala gajah, dengan belalai memegang trisula. Kereta juga dihias sayap garuda dan ekor naga. Hebatnya, kereta ini dilengkapi dengan ’shock breaker’ untuk meredam goncangan yang terjadi pada saat kereta melaju. Dan yang mengagumkan, kereta ini dibuat oleh bangsa kita sendiri (tidak seperti kereta-kereta di Keraton Yogyakarta yang hampir semuanya bikinan Inggris, Belanda dan Jerman).

Di Keraton Kasepuhan terdapat museum barang kuno, yang antara lain menyimpan piring antik yang merupakan cindera mata dari Cheng Hoo, utusan Kaisar Ming dari Cina. Sudah lama saya tertarik pada Cheng Hoo, pelaut Tiongkok abad ke-15 dengan pasukannya yang hebat, dan ingin melihat piring cindera mata yang dipersembahkannya ketika singgah di Keraton Cirebon.

Terdapat Sumur yang bertuah (bagian dari Sumur Pitu (Pitung Sumur)) yang terkenal se Indonesia, air di sumur tersebut dipercaya memiliki tuah konon katanya jika mandi di sumur tersebut dapat menghilangkan Kekebel (halangan pada diri kita).

Terdapat lukisan tiga dimensi Prabu Siliwangi. Lukisan ini memang istimewa. Jika kita melihat lukisan ini dari arah kiri, mata dan ujung jari kaki Prabu Siliwangi terlihat menghadap ke kiri (ke arah kita). Namun kalau kita bergeser ke arah kanan lukisan, mata dan ujung jari kaki itu pun terlihat menghadap ke kanan (seolah-olah mengikuti kita). Lukisan semacam ini juga terdapat di Keraton Yogyakarta, hasil karya Raden Saleh, pelukis legendaris Indonesia. Saya tidak tahu siapa pelukis yang membuat lukisan Prabu Siliwangi di Cirebon ini. Tapi kalau melihat garis-garis lukisannya, pelukis Prabu Siliwangi ini masih beberapa tingkat di bawah Raden Saleh.

Masih banyak koleksi berharga Keraton Kasepuhan yang belum sempat saya lihat. Mudah-mudahan suatu saat kelak saya punya waktu yang lebih longgar untuk bisa mengeksplor semuanya dengan lebih mendalam.


KERATON KECIREBONAN

Keraton Kecirebonan dibangun pada tanggal 1800, Keraton ini banyak menyimpan benda-benda peninggalan sejarah seperti Keris Wayang perlengkapan Perang, Gamelan dan lain-lain.

Seperti halnya Keraton Kesepuhan dan Keraton Kanoman, Keraton Kecirebonan pun tetap menjaga, melestarikan serta melaksanakan kebiasaan dan upacara adat seperti Upacara Pajang Jimat dan sebagainya.

SILSILAH SULTAN KERATON KECERIBONAN

1. Pangeran Pasarean
2. Pangeran di Jati Carbon
3. Panembahan Ratu Pangeran di Pati Anom Carbon
4. Pangeran di Pati Anom Carbon
5. Panembahan Girilaya
6. Sultan Moh Badridini Kanoman
7. Sultan Anom Raja Mandurareja Kanoman
8. Sultan Anom Alimudin
9. Sultan Anom Moh Kaerudin
10. Sultan Carbon Kaeribonan
11. Pangeran Raja Madenda
12. Pangeran Raja Denda Wijaya
13. Pangeran Raharja Madenda
14. Pangeran Raja Madenda
15. Pangeran Sidek Arjaningrat
16. Pangeran Harkat Nata Diningrat
17. Pangeran Moh Mulyono Ami Natadiningrat
18. KGPH Abdulgani Nata Diningrat Dekarangga


KERATON KEPRABONAN

Keprabonan termasuk keluarga Keraton Kanoman yang didirikan pada tanggal 1682 oleh Pangeran Raja Adipati Kapronan. Kaprabonan asal kata dari Kaprabuan (Raja) yang mana Kaprabonan ini berfungsi sebagai tempat DINNIYAH, yaitu tempat kegiatan Agama Islam yang diberlakukan untuk komunitas Keraton Kanoman dan juga untuk masyarakat umum. Sampai dengan sekarang kegiatan tersebut masih berjalan dan banyak dikunjungi orang termasuk pengunjung dari Malaysia dan Brunei.

Adapun Pangeran Raja Adipati Kaprabonan, adalah putra sulung dari sultan Kanoman I, yang lebih memilih kepeduliannya terhadap bidang agama ketimbang ke pemerintahan. Tempat ini sampai sekarang dihuni oleh keluarga keturunan Adipati Kaprabonan yang letaknya berdekatan dengan Keraton Kanoman.

+ komentar + 1 komentar

13 Maret 2014 pukul 03.14

Terima kasih atas informasinya, sangat membantu menambah wawasan saya. Kunjungi juga website saya ya di http://cirebonan.org/

Posting Komentar

 
Support : DIBUAT TAHUN 2013 | SADEAN WONG CIREBON | PEMILIK : MUH. ADI NURUDIN
Copyright © 2013. SADEANE WONG CIREBON - All Rights Reserved
WEB ini dibuat untuk Order Jual Beli Online SADEANWONGCIREBON Diterbitkan Wong Cirebon Asli
Muhammad Adi Nurudin Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber